Tempat Referensi Tugas Ilmiah, dilengkapi software pendukung kinerja anda. Nikmati juga Karya sastra
penyejuk jiwa dan kumpulan game yg akan menghibur
anda. All in One
Tuesday, July 30, 2013

Solusi Dan Masalah yang Ditimbulkan Protozoa


           Sangat banyak permasalahan yang ditimbulkan oleh phylum Protozoa ini, terutama bagi manusia. Namun pemakalah mencoba membatasi dengan membahas dua permasalahan dalam kesehatan manusia yang disebabkan oleh phylum Protozoa ini yang sering terjadi di Indonesia dan mencoba mencari solusinya. Antara lain adalah, Malaria dan Disentri.
1.      Malaria
a.       Defenisi
Malaria adalah penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh parasit dari genus
Plasmodium, yang ditularkan melalui gigitan nyamuk anopheles dengan gambaran penyakit berupa demam yang sering periodik, anemia, pembesaran limpa dan berbagai kumpulan gejala oleh karena pengaruhnya pada beberapa organ misalnya otak, hati dan ginjal.
Plasmodium adalah parasit yang termasuk vilum Protozoa, kelas sporozoa. Terdapat empat spesies Plasmodium pada manusia yaitu : Plasmodium vivax menimbulkan malaria vivax (malaria tertiana ringan). Plasmodium falcifarum menimbulkan malaria falsifarum (malaria tertiana berat), malaria pernisiosa dan Blackwater faver. Plasmodium malariae menimbulkan malaria kuartana, dan Plasmodium ovale menimbulkan malaria ovale.
Spesies yang terbanyak dijumpai adalah plasmodium falsiparum dan vivax. Plasmodium malariae dijumpai di Indonesia bagian timur, plasmodium ovale pernah ditemukan di irian jaya dan NTT.
b.      Gejala
Gejala dapat berupa perasaan lemas, tidak nafsu makan, sakit pada tulang dan sendi. Demam tiap hari atau tidak teratur, mungkin sudah ada. Di daerah non-endemi diagnosis pertama seringkali ialah influenza. Serangan permulaan atau pertama sangat khas oleh karena adanya serangan demam intermiten yang berulang – ulang pada waktu berlainan : 48 jam untuk P. vivax, P. ovale, P falcifarum dan 72 jam untuk P. malariae. Waktu yang sebenarnya pada berbagai strain P. vivax berbeda – beda dari 43,6 jam sampai 45,1 jam. Serangan mulai dengan stadium dingin atau rigor yang berlangsung selama kurang lebih satu jam. Pada waktu itu penderita menggigil, walaupun suhu badannya lebih tinggi dari normal. Kemudian menyusul stadium panas yang berlangsung lebih lama dan kulit penderita manjadi kering serta panas, muka menjadi merah, suhu mencapai 39o – 41oC, nadi cepat dan penuh, kepala pusing, mual, kadang – kadang muntah, dan pada anak kecil timbul kejang – kejang. Kemudian penderita berkeringat banyak, suhu badan turun, sakit kepala hilang, dan dalam waktu beberapa jam penderita menjadi lelah. Serangan demam biasanya berlangsung 8 sampai 12 jam, dan pada infeksi P. falcifarum berlangsung lebih lama.
c.       Infeksi
Terjadinya infeksi oleh parasit Plasmodium ke dalam tubuh manusia dapat terjadi melalui dua cara yaitu :
1.      Secara alami melalui gigitan nyamuk anopheles betina yang mengandung parasit malaria
2.      Induksi yaitu jika stadium aseksual dalam eritrosit masuk ke dalam darah manusia, misalnya melalui transfuse darah, suntikan, atau pada bayi yang baru lahir melalui plasenta ibu yang terinfeksi (congenital).
d.      Pengobatan
Obat antimalaria dapat dibagi dalam 9 golongan yaitu :
1.      Kuinin (Kina)
2.      Mepakrin
3.      Klorokuin, Amodiakuin
4.      Proguanil, Klorproguanil
5.      Primakuin
6.      Pirimetamin
7.      Sulfon Dan Sulfonamide
8.      Kuinolin Methanol
9.      Antibiotic
e.       Tindakan Umum pada penderita malaria berat (tindakan perawatan di ICU).
1.      Pertahankan fungsi vital : sirkulasi, respirasi, kebutuhan cairan dan nutrisi.
2.      Hindarkan trauma : jatuh dari tempat tidur.
3.      Monitoring : temperatur, nadi, tensi, dan respirasi tiap ½ jam. Perhatikan timbulnya  perdarahan.
4.      Monitoring : ukuran dan reaksi pupil, kejang.
5.      Baringkan/posisi tidur sesuai dengan kebutuhan.
6.      Cegah hiperpireksi :
a.       Tidak pernah memakai botol panas/selimut listrik
b.      Kompres air/air es/akohol
c.       Kipas dengan kipas angin/kertas
d.      Baju yang tipis/terbuka
e.       Cairan cukup
7.      Pemberian cairan : oral, sonde, infus, maksimal 1500 ml.
a.       Cairan masuk diukur jumlah per 24 jam
b.      Cairan keluar diukur per 24 jam
c.       Kurang cairan akan memperberat fungsi ginjal
d.      Kelebihan cairan menyebabkan edema paru
10.  Diet : porsi kecil dan sering, cukup kalori, karbohidrat, dan garam.
11.  Perhatikan kebersihan mulut
12.  Kebersihan kulit : mandikan tiap hari dan keringkan
13.  Perawatan mata : hindarkan trauma, tutup dengan kain/gas lembab.
14.  Perawatan anak :
a. Hati-hati aspirasi, hisap lendir sesering mungkin
b. Letakkan posisi kepala sedikit rendah
c. Posisi dirubah cukup sering
d. Pemberian cairan dan obat harus hati-hati
2.    Disentri (Amebiasis)
Entamoeba histolytica merupakan salah satu spesies dari Rhizopoda. Pertama kali ditemukan oleh Losch pada tahun 1875 dari tinja seorang penderita disentri di Rusia. Schaudinn berhasil membedakannya dengan Entamoeba coli yan merupakan parasit komersial di dalam usus besar. Pada tahun 1913, Walker dan Sellards membuktikan bahwa Entamoeba histolytica merupakan penyebab penyakit koletis amebic (Srisasi Gandahusada, dkk, 2006).
Hospes parasit ini adalah manusia. Penyakit yang menjadi akibat dari adanya Entamoeba histolitica disebut amebiasis (anonym, 2009).
Amebiasis terdapat di seluruh dunia atau bersifat kosmopolit. Parasit ini terutama ada di daerah tropic dan daerah beriklim sedang (Srisasi Gandahusada, dkk, 2003).
Daur hidup E. histolytica sangat sederhana, dimana parasit ini didalam usus besar akan memperbanyak diri. Dari sebuah kista akan terbentuk 8 tropozoit yang apabila tinja dalam usus besar konsistensinya padat maka, tropozoit langsung akan terbentuk menjadi kista dan dikeluarkan bersama tinja, sementara apabila konsistensinya cair maka, pembentukan kista terjadi diluar tubuh. (Brotowidjoyo,1987).
a.       Gejala
Bentuk klinis yang dikenal ada dua, yaitu amebiasis intestinal dan amebiasis ekstra intestinal. Amebiasis kolon intestinal terdiri dari amebasis kolon akut dan amebasis kolon menahun. Amebasis kolon akut gejalanya berlangsung kurang dari satu bulan, biasa disebut disentri ameba memiliki gejala yang jelas berupa sindrom disentri. Amebasis kolon menahun gejalanya berlangsung lebih dari satu bulan, disebut juga koletis ulserosa amebic, gejalanya bersifat ringan dan tidak begitu jelas.
Amebasis ekstra intestinal terjadi jika amebasis kolon tidak diobati. Dapat terjadi secara hematogen, melalui aliran darah atau secara langsung. Hematogen terjadi bila amoeba telah masuk di submukosa porta ke hati dan menimbulkan abses hati, berisi nanah warna coklat. Cara langsung terjadi bila abses hati tidak diobati sehingga abses pecah, dan abses yang keluar mengandung ameba yang dapat menyebar kemana-mana.
Gejala
Cara mendiagnosa gangguan yang ditimbulkan oleh Entamoeba histolitica adalah sesuai dengan gejala atau gangguan yang terjadi, antara lain sebagai berikut :
1.      Amebiasis kolon akut, diagnosis ditegakkan bila terdapat sindrom disentri disertai sakit perut atau mules. Diare lebih dari 10 kali dalam sehari. Dan diagnosis laboratorium ditegakkan dengan menemukan species ini dalam bentuk histolitika di dalam tinja (S.M. Salendu dan Worou, 1996)
2.      Amebiasis kolon menahun, terdapat gejala ringan diselingi dengan obstipasi. Jika dalam tinja tidak ditemukan spesies ini, himbauan agar pemeriksaan tinja dilakukan secara berturut-turut selama tiga hari dapat juga dengan melihat kelainan di sigmoid
3.      Amebiasis hati, secara klinis dapat dibuat jika terdapat gejala berat badan menurun, badan lemah, demam, tidak nafsu makan disertai pembesaran hati. Pada pemeriksaan radiologi biasanya didapatkan peninggian diafragma dan pemeriksaan darah ada leukositosis (Srisasi Gandahusada, 2006).
b.      Pengobatan
Obat untuk gangguan yang disebabakan oleh Entamoeba histolitika antara lain Emetin hidroklorida, Klorokuin, Antibiotik dan Metronidazol atau Nitroimidazol.
c.       Pencegahan
Cara untuk mencegah agar tidak menderita gangguan yang disebabkan oleh Entamoeba histolitica antara lain sebagai berikut :
1.      Tidak makan makanan mentah (sayuran,daging babi, daging sapi dan daging ikan), buah dan melon dikonsumsi setelah dicuci bersih dengan air.
2.      Minum air yang sudah dimasak mendidih baru aman.
3.      Menjaga kebersihan diri, sering gunting kuku, membiasakan cuci tangan menjelang makan atau sesudah buang air besar.
4.      Tidak boleh buang air kecil/besar di sembarang tempat, tidak menjadikan tinja segar sebagai pupuk; tinja harus dikelola dengan tangki septik, agar tidak mencemari sumber air.
5.      Di Taman Kanak Kanak dan Sekolah Dasar harus secara rutin diadakan pemeriksaan parasit, sedini mungkin menemukan anak yang terinfeksi parasit dan mengobatinya dengan obat cacing.
6.      Bila muncul serupa gejala infeksi parasit usus, segera periksa dan berobat ke rumah sakit.

7.      Meski kebanyakan penderita parasit usus ringan tidak ada gejala sama sekali, tetapi mereka tetap bisa menularkannya kepada orang lain, dan telur cacing akan secara sporadik keluar dari tubuh bersama tinja, hanya diperiksa sekali mungkin tidak ketahuan, maka sebaiknya secara teratur memeriksa dan mengobatinya.
Judul: Solusi Dan Masalah yang Ditimbulkan Protozoa
Rating: 10 out of 10 based on 24 ratings. 5 user reviews.
Ditulis Oleh Aghry

Postingan ini dilindungi Hak Cipta, Sertakan sumber jika ingin mengambil rujukan pada tulisan ini. Terima Kasih Atas Kunjungan Anda...

1 comments:

Unknown said...

Terima kasih mas atas artikelnya dan atas kunjungannya ke blofg saya, "Salam Sukses" menurut saya blog ini masih aman dari TOS Google. :D

Post a Comment

Berilah Komentar dengan kritik dan saran anda untuk perbaikan blog ini. Berikan pula kesan anda dalam blog ini agar kami semangat. Jika anda suka, bagikan ke teman-teman anda agar mereka dapat merasakan.
NO SPAM AND SARA

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...