Sangat banyak permasalahan yang ditimbulkan oleh phylum Protozoa ini, terutama bagi manusia. Namun pemakalah mencoba membatasi dengan membahas dua permasalahan dalam kesehatan manusia yang disebabkan oleh phylum Protozoa ini yang sering terjadi di Indonesia dan mencoba mencari solusinya. Antara lain adalah, Malaria dan Disentri.
1.
Malaria
a.
Defenisi
Malaria adalah penyakit infeksi menular yang
disebabkan oleh parasit dari genus
Plasmodium, yang ditularkan melalui gigitan nyamuk anopheles dengan gambaran penyakit berupa demam yang sering periodik, anemia, pembesaran limpa dan berbagai kumpulan gejala oleh karena pengaruhnya pada beberapa organ misalnya otak, hati dan ginjal.
Plasmodium, yang ditularkan melalui gigitan nyamuk anopheles dengan gambaran penyakit berupa demam yang sering periodik, anemia, pembesaran limpa dan berbagai kumpulan gejala oleh karena pengaruhnya pada beberapa organ misalnya otak, hati dan ginjal.
Plasmodium adalah parasit yang termasuk vilum
Protozoa, kelas sporozoa. Terdapat empat spesies Plasmodium pada manusia yaitu
: Plasmodium vivax menimbulkan malaria vivax (malaria tertiana ringan).
Plasmodium falcifarum menimbulkan malaria falsifarum (malaria tertiana berat),
malaria pernisiosa dan Blackwater faver. Plasmodium malariae menimbulkan
malaria kuartana, dan Plasmodium ovale menimbulkan malaria ovale.
Spesies yang terbanyak dijumpai adalah plasmodium
falsiparum dan vivax. Plasmodium malariae dijumpai di Indonesia bagian timur,
plasmodium ovale pernah ditemukan di irian jaya dan NTT.
b.
Gejala
Gejala dapat berupa perasaan lemas, tidak nafsu makan,
sakit pada tulang dan sendi. Demam tiap hari atau tidak teratur, mungkin sudah
ada. Di daerah non-endemi diagnosis pertama seringkali ialah influenza.
Serangan permulaan atau pertama sangat khas oleh karena adanya serangan demam
intermiten yang berulang – ulang pada waktu berlainan : 48 jam untuk P. vivax,
P. ovale, P falcifarum dan 72 jam untuk P. malariae. Waktu yang sebenarnya pada
berbagai strain P. vivax berbeda – beda dari 43,6 jam sampai 45,1 jam. Serangan
mulai dengan stadium dingin atau rigor yang berlangsung selama kurang lebih
satu jam. Pada waktu itu penderita menggigil, walaupun suhu badannya lebih
tinggi dari normal. Kemudian menyusul stadium panas yang berlangsung lebih lama
dan kulit penderita manjadi kering serta panas, muka menjadi merah, suhu
mencapai 39o – 41oC, nadi cepat dan penuh, kepala pusing, mual, kadang – kadang
muntah, dan pada anak kecil timbul kejang – kejang. Kemudian penderita
berkeringat banyak, suhu badan turun, sakit kepala hilang, dan dalam waktu
beberapa jam penderita menjadi lelah. Serangan demam biasanya berlangsung 8
sampai 12 jam, dan pada infeksi P. falcifarum berlangsung lebih lama.
c.
Infeksi
Terjadinya infeksi oleh parasit Plasmodium ke dalam tubuh manusia dapat
terjadi melalui dua cara yaitu :
1.
Secara alami melalui gigitan nyamuk anopheles
betina yang mengandung parasit malaria
2.
Induksi yaitu jika stadium aseksual dalam
eritrosit masuk ke dalam darah manusia, misalnya melalui transfuse darah,
suntikan, atau pada bayi yang baru lahir melalui plasenta ibu yang terinfeksi
(congenital).
d.
Pengobatan
Obat antimalaria dapat dibagi dalam 9 golongan yaitu :
1.
Kuinin (Kina)
2.
Mepakrin
3.
Klorokuin, Amodiakuin
4.
Proguanil, Klorproguanil
5.
Primakuin
6.
Pirimetamin
7.
Sulfon Dan Sulfonamide
8.
Kuinolin Methanol
9.
Antibiotic
e.
Tindakan Umum pada penderita malaria berat
(tindakan perawatan di ICU).
1.
Pertahankan fungsi vital : sirkulasi, respirasi,
kebutuhan cairan dan nutrisi.
2.
Hindarkan trauma : jatuh dari tempat tidur.
3.
Monitoring : temperatur, nadi, tensi, dan
respirasi tiap ½ jam. Perhatikan timbulnya perdarahan.
4.
Monitoring : ukuran dan reaksi pupil, kejang.
5.
Baringkan/posisi tidur sesuai dengan kebutuhan.
6.
Cegah hiperpireksi :
a.
Tidak pernah memakai botol panas/selimut listrik
b.
Kompres air/air es/akohol
c.
Kipas dengan kipas angin/kertas
d.
Baju yang tipis/terbuka
e.
Cairan cukup
7.
Pemberian cairan : oral, sonde, infus, maksimal
1500 ml.
a.
Cairan masuk diukur jumlah per 24 jam
b.
Cairan keluar diukur per 24 jam
c.
Kurang cairan akan memperberat fungsi ginjal
d.
Kelebihan cairan menyebabkan edema paru
10. Diet
: porsi kecil dan sering, cukup kalori, karbohidrat, dan garam.
11. Perhatikan
kebersihan mulut
12. Kebersihan
kulit : mandikan tiap hari dan keringkan
13. Perawatan
mata : hindarkan trauma, tutup dengan kain/gas lembab.
14. Perawatan
anak :
a. Hati-hati aspirasi, hisap lendir sesering mungkin
b. Letakkan posisi kepala sedikit rendah
c. Posisi dirubah cukup sering
d. Pemberian cairan dan obat harus hati-hati
2.
Disentri (Amebiasis)
Entamoeba histolytica merupakan salah satu spesies dari
Rhizopoda. Pertama kali ditemukan oleh Losch pada tahun 1875 dari tinja seorang
penderita disentri di Rusia. Schaudinn berhasil membedakannya dengan Entamoeba
coli yan merupakan parasit komersial di dalam usus besar. Pada tahun 1913,
Walker dan Sellards membuktikan bahwa Entamoeba histolytica merupakan penyebab
penyakit koletis amebic (Srisasi Gandahusada, dkk, 2006).
Hospes parasit ini adalah manusia. Penyakit yang menjadi
akibat dari adanya Entamoeba histolitica disebut amebiasis (anonym, 2009).
Amebiasis terdapat di seluruh dunia atau bersifat kosmopolit.
Parasit ini terutama ada di daerah tropic dan daerah beriklim sedang (Srisasi
Gandahusada, dkk, 2003).
Daur hidup E. histolytica sangat sederhana, dimana parasit
ini didalam usus besar akan memperbanyak diri. Dari sebuah kista akan terbentuk
8 tropozoit yang apabila tinja dalam usus besar konsistensinya padat maka,
tropozoit langsung akan terbentuk menjadi kista dan dikeluarkan bersama tinja,
sementara apabila konsistensinya cair maka, pembentukan kista terjadi diluar
tubuh. (Brotowidjoyo,1987).
a.
Gejala
Bentuk klinis yang
dikenal ada dua, yaitu amebiasis intestinal dan amebiasis ekstra intestinal.
Amebiasis kolon intestinal terdiri dari amebasis kolon akut dan amebasis kolon
menahun. Amebasis kolon akut gejalanya berlangsung kurang dari satu bulan,
biasa disebut disentri ameba memiliki gejala yang jelas berupa sindrom
disentri. Amebasis kolon menahun gejalanya berlangsung lebih dari satu bulan,
disebut juga koletis ulserosa amebic, gejalanya bersifat ringan dan tidak
begitu jelas.
Amebasis ekstra
intestinal terjadi jika amebasis kolon tidak diobati. Dapat terjadi secara
hematogen, melalui aliran darah atau secara langsung. Hematogen terjadi bila
amoeba telah masuk di submukosa porta ke hati dan menimbulkan abses hati,
berisi nanah warna coklat. Cara langsung terjadi bila abses hati tidak diobati
sehingga abses pecah, dan abses yang keluar mengandung ameba yang dapat
menyebar kemana-mana.
Gejala
Cara mendiagnosa
gangguan yang ditimbulkan oleh Entamoeba histolitica adalah sesuai dengan
gejala atau gangguan yang terjadi, antara lain sebagai berikut :
1.
Amebiasis kolon akut, diagnosis ditegakkan bila
terdapat sindrom disentri disertai sakit perut atau mules. Diare lebih dari 10
kali dalam sehari. Dan diagnosis laboratorium ditegakkan dengan menemukan
species ini dalam bentuk histolitika di dalam tinja (S.M. Salendu dan Worou,
1996)
2.
Amebiasis kolon menahun, terdapat gejala ringan
diselingi dengan obstipasi. Jika dalam tinja tidak ditemukan spesies ini,
himbauan agar pemeriksaan tinja dilakukan secara berturut-turut selama tiga
hari dapat juga dengan melihat kelainan di sigmoid
3.
Amebiasis hati, secara klinis dapat dibuat jika
terdapat gejala berat badan menurun, badan lemah, demam, tidak nafsu makan
disertai pembesaran hati. Pada pemeriksaan radiologi biasanya didapatkan
peninggian diafragma dan pemeriksaan darah ada leukositosis (Srisasi
Gandahusada, 2006).
b.
Pengobatan
Obat untuk
gangguan yang disebabakan oleh Entamoeba histolitika antara lain Emetin
hidroklorida, Klorokuin, Antibiotik dan Metronidazol atau Nitroimidazol.
c.
Pencegahan
Cara untuk
mencegah agar tidak menderita gangguan yang disebabkan oleh Entamoeba histolitica
antara lain sebagai berikut :
1.
Tidak makan makanan mentah (sayuran,daging babi,
daging sapi dan daging ikan), buah dan melon dikonsumsi setelah dicuci bersih
dengan air.
2.
Minum air yang sudah dimasak mendidih baru aman.
3.
Menjaga kebersihan diri, sering gunting kuku,
membiasakan cuci tangan menjelang makan atau sesudah buang air besar.
4.
Tidak boleh buang air kecil/besar di sembarang
tempat, tidak menjadikan tinja segar sebagai pupuk; tinja harus dikelola dengan
tangki septik, agar tidak mencemari sumber air.
5.
Di Taman Kanak Kanak dan Sekolah Dasar harus
secara rutin diadakan pemeriksaan parasit, sedini mungkin menemukan anak yang
terinfeksi parasit dan mengobatinya dengan obat cacing.
6.
Bila muncul serupa gejala infeksi parasit usus,
segera periksa dan berobat ke rumah sakit.
7.
Meski kebanyakan penderita parasit usus ringan
tidak ada gejala sama sekali, tetapi mereka tetap bisa menularkannya kepada
orang lain, dan telur cacing akan secara sporadik keluar dari tubuh bersama
tinja, hanya diperiksa sekali mungkin tidak ketahuan, maka sebaiknya secara
teratur memeriksa dan mengobatinya.
Judul: Solusi Dan Masalah yang Ditimbulkan Protozoa
Rating: 10 out of 10 based on 24 ratings. 5 user reviews.
Ditulis Oleh Aghry
Postingan ini dilindungi Hak Cipta, Sertakan sumber jika ingin mengambil rujukan pada tulisan ini. Terima Kasih Atas Kunjungan Anda...
Rating: 10 out of 10 based on 24 ratings. 5 user reviews.
Ditulis Oleh Aghry
Postingan ini dilindungi Hak Cipta, Sertakan sumber jika ingin mengambil rujukan pada tulisan ini. Terima Kasih Atas Kunjungan Anda...
0 comments:
Post a Comment
Berilah Komentar dengan kritik dan saran anda untuk perbaikan blog ini. Berikan pula kesan anda dalam blog ini agar kami semangat. Jika anda suka, bagikan ke teman-teman anda agar mereka dapat merasakan.
NO SPAM AND SARA