Tempat Referensi Tugas Ilmiah, dilengkapi software pendukung kinerja anda. Nikmati juga Karya sastra
penyejuk jiwa dan kumpulan game yg akan menghibur
anda. All in One
Sunday, October 14, 2012

CINTA TAK HARUS BERSAMA



           Hari itu langit terlihat merah. Matahari bersiap untuk terbenam. Jalan jalan mulai sepi karena para makhluk bumi mulai meninggalkan pekerjaannya dan kembali ke rumah. Namun tidak untuk Hidayah.
            Meskipun hari mulai gelap Hidayah masih saja duduk termenung di atas kursi yang disediakan di pinggir – pinggir taman dekat rumahnya. Dengan lembut angin – angin senja melambaikan kain jilbabnya sambil menemaninya dalam hayalan – hayalan panjang. Dalam fikirannya terbayang sesosok lelaki yang selama ini selalu menghantui hatinya. Laki – laki itu
bernama Nata.
        Sudah satu bulan ini komunikasi mereka berdua terhenti. Entah kenapa Nata sangat jarang menghubunginya. Namun perasaan cinta yang membuncah dalam hati Hidayah selalu memaksa dirinya untuk selalu menanyakan kabar dari laki – laki yang ia cintai. Meskipun Nata sangat jarang membalasnya tapi ia tidak pernah bosan untuk mengiriminya pesan menggunakan ponselnya. Hanya sekedar meminta kabar, yah hanya kabar.
       “drrrtt drtttttt” tiba – tiba saja ponselnya bergetar. Ada pesan masuk. Ternyata dari Nata. Melihat nama Nata tertulis di pesan masuk hatinya segera bergetar mengikuti ponselnya. Tanpa membuang waktu lama ia segera menekan tombol tengah untuk melihat isi pesan tersebut. Disana hanya tertulis, “aku baik – baik saja, kamu baik – baik ya’
        Hatinya sangat senang melihat ia memperdulikan pesan darinya meskipun isinya tidak seperti yang ia harapkan. Namun kegalauan dalam hatinya tiba – tiba menimbulkan sebuah pertanyaan yang tercipta dari sebuah keraguan. “Masihkah ia mencintaiku?” hatinya berbisik.
Sebenarnya pertanyaan ini tidak hanya sekali timbul dalam hatinya. Sering kali ia sampai menanyakan hal ini ke pada Nata namun ia hanya terdiam. Ia tidak tahu bagaimana raut wajahnya ketika pertanyaan ini terluncur karena memang satu bulan ini hubungan mereka berdua hanya sekedar pesan tanpa bertemu. Dan kali ini pertanyaan ini kembali tertulis di ponselnya untuk di kirimkan kepada laki – laki itu.
        Lagi – lagi Nata tidak menggubris pertanyaan ini dan Hidayah sudah mengetahui hal ini karena memang sudah biasa. Tapi kali ini Hidayah sedikit memaksa dan memojokkan Nata untuk menjawab pertanyaan tersebut. Hingga akhirnya Nata angkat bicara”Aku hanya ingin cinta dalam hatimu’. Melihat jawaban ini Hidayah segera menjawab “ Apakah kamu masih meragukan cintaku selama ini, apa yang harus kulakukan untuk dapat meyakinkanmu tentang cinta dalam hatiku untukmu. Lalu kenapa selalu aku yang menunujukan rasa sayang ini untuk kamu tetapi kamu tetap saja menganggapku dengan diammu saja!”. Dari pertanyaan yang panjang itu Nata hanya menjawab dengan singkat “Aku mau kamu untuk tidak menghubungiku seaakan kamu tidak mengenalku selama tiga hari kedepan mulai sekarang, setelah itu datanglah ketempat kita pertama kali bertemu, kamu akan tahu semua jawaban itu!”. Membaca ini Hidayah tak kuasa menahan air matanya. Tapi demi sebuah jawaban ia menyetujui permintaan itu. “Baik aku siap” jawab Hidayah.
        Hari pertama ia benar – benar melalui harinya tanpa menghubunginya sama sekali. Meskipun terkadang tanpa disadari ia menggenggam ponselnya untuk mengirimi pesan untuknya tapi ia segera menahan diri. Ia benar – benar tersiksa tanpa ada bayangan Nata sama sekali. Sesekali ia berhalusinasi kehadiran Nata yang datang menemaninya dalam kesepian. Tapi itu hanyalah hayalan. Matanya terus meleleh.
        Hari kedua ia mulai dapat menguasai diri. Ia dapat melakukan segala aktivitasnya seperti biasa bahkan lebih semangat. Ia seperti merasakan kehadiran Nata yang sedang memperhatikannya dan menjadikan ia selalu ingin melakukan yang terbaik dari semua yang ia lakukan. Ia akan malu jika hanya melakukan kegiatan yang tidak bermanfaat dan larut dalam kesedihan karena ia merasakan kehadirannya. Senyumannya mulai mengembang.
        Hari ketiga ia mulai menyadari kesalahan – kesalahan yang selama ini ia lakukan. Semenjak ia membuat ikatan pacaran dengan Nata ia hanya mengisi hari – harinya untuk memikirkan Nata tanpa memikirkan apa yang ia lakukan. Ia hanya tenggelam dalam kelarutan cinta yang dalam dan membuat kacau semua yang ia lakukan. Dan ia sadar bahwa Nata mengetahui hal ini dan berusaha memberi tahu. Tapi Hidayah tak pernah mau tahu. Air matanya kembali mengalir memikirkan semua itu.
        Sampai akhirnya tiba waktunya untuk datang ketempat yang mereka janjikan. Tempat dimana mereka pertama kali mereka bertemu. Lekas ia segera melesat dengan cepatnya. Sebuah bukit di sebuah taman yang dipenuhi bunga. Dan dari atas bukit semua orang akan dapat melihat seluruh pemandangan dari taman itu yang keindahannya tak dapat terukir dengan kata – kata. Disanalah mereka pertama kali bertemu.
        Hatinya berdebar debar tak sabar ingin cepat – cepat menemui kekasih yang sangat ia cintai. Hayalan – hayalan senyuman dari Nata menghantui hatinya. Namun saat ia sampai ke tempat tujuan, hanya hamparan bunga yang ia temukan.
         Setelah sedikit bingung ia melihat sebuah buku tergeletak di puncak bukit itu. Ia ingat dulu mereka berdua pernah duduk dipuncak itu berdua melihat pemandangan. Dan di atas buku itu terdapat selembar kertas menempel dan tertulis, “Dear Hidayah”
        Ia segera mengambil buku itu. Hanya sebuah buku usang. Di depannya tertulis “Catatan Hati” sambil duduk ia membaca isi dari buku itu.
        Dalam buku itu tertulis banyak kata – kata yang hanya Hidayah dan Nata yang dapat memahaminya. Membukanya seakan menelusuri isi dari hati Nata. Buku itu seperti tempat dari tumpahan perasaan Nata kepada Hidayah. Dan dari isi buku itu ia mengetahui kenapa satu bulan ini ia seperti menghilang. Ia menderita penyakit kanker otak dan menghabisi waktunya di rumah sakit. Meskipun begitu ia selalu berusaha untuk dapat membalas pesan dari Hidayah. Hidayah tak pernah mengerti keadaannya dan Nata tak pernah ingin ia tahu. Sampai akhirnya ia mendapatkan kabar dari dokter yang merawatnya bahwa hidupnya hanya tinggal tiga hari lagi.
        Mengetahui itu Nata tetap tenang namun ia tahu bahwa Hidayah tidak akan siap untuk ini. Maka ia memohon sebuah permintaan yang harus dilakukan Hidayah untuk dipenuhi dan berharap cara ini akan berhasil. Sebelum meninggal ia menitip wasiat untuk menaruh buku itu dibukit yang sedang Hidayah duduki pada seorang temannya. Di akhir lembar buku itu terdapat untaian – untaian kata yang membuatnya tak kuasa menahan air mata.
Tak perlulah kukatakan karena cintaku bukan diatas lisan
Tak perlulah kusentuh dirimu karena cintaku bukan diatas jemari
Yang perlu kulakukan hanyalah menjaga kehormatanmu dan rasa cinta ini dalam hati
Bila akhirnya kita tak dipersatukanAku akan berdo’a kepada tuhan tuk satukan kita di surga nanti
Andai engkau tahu . . .

Aku yakin hari ini kamu pasti sudah mendapatkan jawaban dari semua ini
Cinta memang tidak harus bersama
Dan kau telah berhasil melaluinya
Aku sayang kamu HIDAYAH"





09 November 2011, UHAMKA




Aghry Wiranata Anugrah


Judul: CINTA TAK HARUS BERSAMA
Rating: 10 out of 10 based on 24 ratings. 5 user reviews.
Ditulis Oleh Aghry

Postingan ini dilindungi Hak Cipta, Sertakan sumber jika ingin mengambil rujukan pada tulisan ini. Terima Kasih Atas Kunjungan Anda...

0 comments:

Post a Comment

Berilah Komentar dengan kritik dan saran anda untuk perbaikan blog ini. Berikan pula kesan anda dalam blog ini agar kami semangat. Jika anda suka, bagikan ke teman-teman anda agar mereka dapat merasakan.
NO SPAM AND SARA

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...